Disusun oleh :
Nama kelompok :
Tri Wahyuningsih
(29210342)
Kelas :
1EB22
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2011
KATA PENGANTAR
Dengan
mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah yang maha esa, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya sehingga berhasil pula saya dalam menyelesaikan makalah Perekonomian indonesia yang berjudul
AKU BANGGA EKONOMI INDONESIA.
Maksud
dan tujuan makalah ini dibuat dan disuruh sebagai salah satu materi dalam
soffsklil yang akan ditampilkan didalam blogger saya pada Universitas Gunadarma
2011.
saya
selaku penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu tersusunnya makalah ini. Ucapan terima kasih penulis kepada :
1.
Bapak Aris budi
setiawan selaku dosen perekonomian indonesia..
2.
Tidak lupa kepada
keluarga saya yang selalu membantu baik moril maupun materi serta support
dukungannya selama ini kepada kami.
3.
Serta kepada
teman-teman saya yang tiada habisnya selalu memberi semangat satu sama lainnya.
Saya menyadari bahwa sepenuhnya makalah ini masih
banyak kesalahan,kekurangan serta masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, saya mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun
demi menambah kemajuan di masa yang akan datang.
Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak,meskipun nilai yang paling kecil. Dan tidak
lupa saya mohon maaf atas semua kekurangan yang terdapat dalam makalah ini.
Bekasi,26 maret 2011
Penyusun
Tri
wahyuningsih
Daftar isi
HALAMAN
JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Pengertian Judul
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Sistematika
penulisan
BAB
2 PEMBAHASAN
2.1 Keadaan astronomis dan geografis
indonesia
2.2 Mata pencaharian
2.3 Sumber daya manusia
2.4 Laju pertumbuhan penduduk
2.5 Persebaran penduduk
2.6 Angkatan kerja
2.7 sistem pendidikan
2.8 Investasi
BAB
3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran-saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 PENGERTIAN JUDUL
Indonesia merupakan negara kepulauan
yang berbentuk republik, terletak di kawasan Asia Tenggara. Indonesia memiliki
lebih kurang 17.000 buah pulau dengan luas daratan 1.922.570 km2 dan
luas perairan 3.257.483 km2.
Posisi Indonesia terdiri atas letak
astronomis dan letak geografis yang berbeda pengertian dan pandangannya.
1.2
RUMUSAN MASALAH
Dalam penulisan makalah ini,
kita akan merumuskan pokok permasalahan yang akan dibahas sebagai berikut :
1. Membahas
tentang keadaan astronomis dan geografis indonesia
2. Membahas tentang mata pencaharian
3. Membahas tentang Sumber daya
manusia
4. Membahas tentang Laju pertumbuhan
penduduk
5. Membahas tentang Persebaran
penduduk
6. Membahas tentang Angkatan kerja
7. Membahas tentang sistem pendidikan
8. Membahas tentang Investasi
1.3
TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan
perumusan masalah diatas, maka tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui
kondisi perekonomian yang ada diindonesia dan sejauh mana perkembangan ekonomi
tersebut.
1.4
SISTEMATIKA PENULISAN
Disini saya akan menguraikan tentang bab-bab
mengenai sistematika penulisan ini.
Bab
I Pendahuluan
Dalam bab ini saya akan menguraikan tentang maksud
dan tujuan makalah tersebut
Bab
II Pembahasan
Dalam bab ini saya akan menguraikan beberapa
penjelasan mengenai Peta perekonomian
indonesia.
Bab
III Penutup
Dalam bab ini saya akan mengemukakan beberapa
kesimpulan dan saran terhadap makalah saya yang berjudul AKU BANGGA EKONOMI INDONESIA.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 KEADAAN ASTRONOMIS DAN GEOGRAFIS INDONESIA
Letak Astronomis
Letak astronomis suatu negara adalah
posisi letak yang berdasarkan garis lintang dan garis bujur. Letak astronomis
Indonesia Terletak di antara 6oLU – 11oLS dan 95oBT
– 141oBT. Berdasarkan letak tersebut, Indonesia memiliki iklim
tropis. Dengan posisi wilayah Indonesia berada di antara garis lintang dan
garis bujur, maka wilayah Indonesia dilewati oleh garis khatulistiwa.
Garis khatulistiwa adalah garis khayal keliling bumi,
terletak melintang pada nol derajat yang membagi bumi menjadi dua belahan yang
sama, yaitu Belahan Bumi Utara dan Belahan Bumi Selatan. Beberapa tempat atau
wilayah Indonesia yang dilewati oleh garis khatulistiwa antara lain Bonjol
(Sumatra Barat), Pontianak (Kalimantan Barat), Tambu (Sulawesi Tengah), dan
Halmahera (Maluku). Letak astronomis wilayah Indonesia sangat berpengaruh
terhadap keadaan iklim yang sangat menguntungkan, seperti cukup mendapat air
hujan, cukup memperoleh cahaya matahari sepanjang tahun, dan angin yang bertiup
rata-rata berkecepatan sedang. Suhu udara pun tidak terlalu rendah dan tidak
terlalu tinggi. Suhu udara rata-rata di Indonesia sebesar 26ÂșC menyebabkan
beberapa hal berikut ini:
Terjadinya hujan zenithal, yaitu
hujan yang disebabkan oleh naiknya udara yang mengandung uap air ke angkasa
secara tegak. Selanjutnya, mengalami kondensasi karena pendinginan temperatur akhirnya
turun menjadi hujan. Naiknya udara tersebut karena adanya pemanasan di atas
permukaan bumi sehingga udara membumbung ke atas.
b. Batu-batuan lebih cepat melapuk.
c. Adanya berbagai macam tumbuhan
dan hewan yang hidup di daerah tropis.
d. Adanya sikap tertentu dari
penduduk untuk menghadapi suhu udara tropis seperti tecermin pada perumahan,
pakaian, dan mata pencaharian
Letak geografis
Letak geografis adalah letak suatu daerah atau
wilayah dilihat dari kenyataan di permukaan bumi. Berdasarkan letak
geografisnya, kepulauan Indonesia di antara Benua Asia dan Benua Australia,
serta di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Dengan demikian, wilayah
Indonesia berada pada posisi silang, yang mempunyai arti penting dalam
kaitannya dengan iklim dan perekonomian.
Keadaan geografis Indonesia dapat
menjadi suatu kekuatan dan kesempatan bagi perkembangan perekonomian kita, dan
sebaliknya dapat menjadi kelemahan dan ancaman bagi perekonomian kita.
Banyaknya pulau di Indonesia akan
menjadi kekuatan dan kesempatan, jika pulau-pulau yang sebagian besar merupakan
kepulauan yang subur dan kaya akan hasil-hasil bumi dan tambang, dapat diolah
dangan prinsip dari, oleh dan untuk masyarakat banyak. Dengan kemampuan
menggali dan memanfaatkan kekayaan alam yang ada Indonesia akan banyak memiliki
pilihan produk yang dapat dikembangnya sebagai komoditi perdagangan, baik untuk
pasar lokal maupun untuk pasar internasional. Dan dengan keindahan dan
keanekaragaman budaya kepulauan tersebut dapat menjadi sumber penerimaan negara
andalan melalui industri pariwisata.
Namun kenyataan itu juga dapat
menjadi kelemahan dan ancaman bagi perekonomian Indonesia, jika sumber daya
yang ada di setiap pulau hanya dinikmati oleh sebagian masyarakat saja.
Demikian pula juga jika masih banyak pihak luar yang secara ilegal mengambil
kekayaan alam Indonesia di berbagai kepulauan, yang secara geografis memang
sulit untuk dilakukan pengawasan seperti biasa. Dengan demikian dituntut
koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mengamankan kepulauan Indonesia
tersebut dan pihak-pihak yang tidak berhak mendapatkannya. Di pihak lain,
banyak dan luasnya pulau menuntut suatu bentuk perencanaan dan strategi
pembangunan yang cocok dengan keadaan geografis Indonesia tersebut. Strategi
berwawasan ruang yang diterapkan pemerintah tampaknya sudah cukup tepat untuk
mengatasi masalah ini.
Indonesia mempunyai iklim tropik basah yang dipengaruhi oleh angin
monsun barat dan
monsun timur. Iklim yang dimiliki ini menyebabkan Indonesia hanya mengenal dua
musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Dengan kondisi iklim yang demikian
itu menyebabkan beberapa produk hasil bumi dan industri menjadi sangat spesifik
sifatnya. Dengan demikian diperlukan usaha untuk memanfaatkan keunikan produk
Indonesia tersebut untuk memenangkan persaingan di pasar lokal maupun dunia.
Indonesia merupakan negara yang kaya
akan bahan tambang dan seperti telah sejarah buktikan, salah satu jenis tambang
kita, yakni minyak bumi pernah menjadikan negara Indonesia memperoleh dana
pembangunan yang sangat besar, sehingga pada saat itu target pertumbuhan
ekonomi kita berani ditetapkan sebesar 7,5 % ( masa Repelita II ). Meskipun
saat ini minyak bumi tidak lagi menjadi primadona dan andalan komoditi ekspor
Indonesia, namun Indonesia masih banyak memiliki hasil tambang yang dapat menggantikan
peran minyak bumi sebagai salah satu sumber devisa negara. Selain minyak bumi
Indonesia juga memiliki hasil tambang lain seperti biji besi, timah, tembaga,
batu bara, gas bumi dan lain-lain.
Wilayah Indonesia yang menempati
posisi sangat strategis yaitu terletak diantara dua benua dan dua samudra
dengan segala perkembangannya. Sejak sebelum kemerdekaan-pun Indonesia telah
menjadi tempat singgah dan transaksi antar kedua benua dan benua-benua lainnya.
Dengan letak yang sangat strategis tersebut kita harus dapat memanfaatkannya
sehingga lalu lintas ekonomi yang terjadi membawa dampak positif bagi kebaikan
perekonomian Indonesia. Hal yang perlu dilakukan tentunya mempersiapkan segala
sesuatu, seperti sarana telekomunikasi, perdagangan, pelabuhan laut, udara,
serta infrastruktur lainnya.
2.2 MATA
PENCAHARIAN
Dari
keseluruhan wilayah yang dimiliki Indonesia, dapat ditarik beberapa
hal diantaranya bahwa :
- Pertama, mata pencaharian penduduk Indonesia sebagian besar masih berada di sektor pertanian ( agraris ), yang tinggal di pedesaan dengan mata pencaharian seperti pertanian, perikanan, peternakan, dan sejenisnya.
- Kedua, kontribusi sektor pertanian terhadap GDP ( Gross Domestic Product ) secara absolut masih dominan, namun jika dibanding dengan sektor-sektor di luar pertanian menampakkan adanya penurunan dalam presentase.
- Hal yang perlu diwaspadai dalam sektor pertanian ini adalah, bahwa komoditi yang dihasilkan dari sektor ini relatif tidak memiliki nilai tambah yang tinggi, sehingga tidak dapat bersaing dengan-dengan komoditi yang dihasilkan sektor lain ( industri misalnya ), sehingga sebagian masyarakat Indonesia yang memang bermata pencaharian di sektor pertanian (desa) semakin tertinggal dari rekannya yang bekerja dan memiliki akses di sektor industri (kota). Jika ini tidak segera ditindak lanjuti, maka akan menjadi benarlah teori ketergantungan, bahwa spread effect ( kekuatan menyebar ) akan selalu lebih kecil dari back-wash effect ( mengalirnya sumber daya dari daerah miskin ke daerah kaya ).
Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk mengatasi
diantaranya
adalah :
- memperbaiki kehidupan penduduk/petani dengan pola pembinaan dan pembangunan sarana dan prasaranya bidang pertanian
- meningkatkan nilai tambah komoditi pertanian, jika dimungkinkan tidak hanya untuk pasar lokal saja
- mencoba mengembangkan kegiatan agribisnis
- menunjang kegiatan transmigrasi
2.3 SUMBER
DAYA MANUSIA
Sumber
daya manusia yaitu penduduk dalam konteks pembangunan ekonomi memiliki peran
ganda. Peran ganda penduduk dalam konteks pembangunan ekonomi adalah sebagai
produsen dan juga sebagai permintaan. Sejalan dengan peran ganda tersebut,
penduduk dapat menjadi faktor pendorong dan juga penghambat pembangunan
ekonomi.
Karakteristik sumber daya manusia
atau kependudukan Indonesia sebagai negara yang masih berkembang ditandai oleh
empat hal utama, yaitu
(a) laju pertumbuhan penduduk yang
relatif tinggi
(b) distribusi penduduk /penyebaran
penduduk yang tidak merata
(c) struktur umur penduduk yang
kurang menguntungkan (komposisi penduduk, angkatan kerja)
(d) kualitas penduduk yang relatif rendah
(sistem pendidikan, kesehatan)
Keempat hal utama di atas merupakan masalah yang
dihadapi oleh sumber daya manusia di Indonesia dan berpengaruh pada
perekonomian Indonesia.
2.4 LAJU
PERTUMBUHAN PENDUDUK
Laju
pertumbuhan penduduk adalah angka yang menunjukkan banyak atau sedikitnya
pertumbuhan penduduk tiap tahun dalam kurun waktu tertentu, umumnya 10 tahun.
Indonesia merupakan negara yang
memiliki laju pertumbuhan yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan data
yang menunjukkan bahwa pada tahun 1980 jumlah penduduk Indonesia adalah 147,49
juta jiwa dan pada tahun 2000 meningkat menjadi 203,456 juta jiwa.
Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Indonesia Tahun
1980, 1990, dan 2000
Provinsi
|
Tahun
|
Laju Pertumbuhan
|
|||
1980
|
1990
|
2000
|
1980-1990
|
1990-2000
|
|
Nanggroe
Aceh
|
2611172
|
3416156
|
4010865
|
2.72
|
1.67
|
Sumatera
Utara
|
8360894
|
10256027
|
11476272
|
2.06
|
1.17
|
Sumatera
Barat
|
3406816
|
4000207
|
4228103
|
1.62
|
0.57
|
Riau
|
2168535
|
3303976
|
4733948
|
4.3
|
3.79
|
Jambi
|
1445994
|
2020568
|
2400940
|
3.4
|
1.8
|
Sumatera
Selatan
|
4629801
|
6313074
|
7756506
|
3.15
|
2.18
|
Bengkulu
|
768064
|
1179122
|
1405060
|
4.38
|
1.83
|
Lampung
|
4624785
|
6017573
|
6654354
|
2.67
|
1.05
|
DKI
Jakarta
|
6503449
|
8259266
|
8358853
|
2.42
|
0.16
|
Jawa barat
|
27453525
|
35384352
|
43552923
|
2.57
|
2.17
|
Jawa tengah
|
25372889
|
28520643
|
30856825
|
1.18
|
0.82
|
DI
Yogyakarta
|
2750813
|
2913054
|
3109142
|
0.57
|
0.68
|
Jawa Timur
|
29188852
|
32503991
|
34525588
|
1.08
|
0.63
|
Bali
|
2469930
|
2777811
|
3124674
|
1.18
|
1.22
|
Nusa
Tenggara Barat
|
2724664
|
3369649
|
3821794
|
2.15
|
1.31
|
Nusa
Tenggara Timur
|
2737166
|
3268644
|
3929039
|
1.79
|
1.92
|
Kalimantan
Barat
|
2486068
|
3229153
|
3740017
|
2.65
|
1.53
|
Kalimantan
Tengah
|
954353
|
1396486
|
1801504
|
3.88
|
2.67
|
Kalimantan
Selatan
|
2064649
|
2597572
|
2970244
|
2.32
|
1.4
|
Kalimantan
Timur
|
1218016
|
1876663
|
2436545
|
4.42
|
2.74
|
Sulawesi
Utara
|
2112384
|
2478119
|
2820839
|
1.6
|
1.35
|
Sulawesi
Tengah
|
1289635
|
1711327
|
2066394
|
2.87
|
1.97
|
Sulawesi
Selatan
|
6062212
|
6981646
|
7787299
|
1.42
|
1.14
|
Sulawesi
Tenggara
|
942302
|
1349619
|
1771951
|
3.66
|
2.86
|
Maluku
|
1411006
|
1857790
|
1977570
|
2.79
|
0.65
|
Papua
|
1173875
|
1648708
|
2112756
|
3.46
|
2.6
|
Indonesia
|
146931849
|
178631196
|
203456005
|
1.98
|
1.35
|
Laju pertumbuhan penduduk (rate of growth atau
r) dapat dihitung dengan menggunakan dua cara:
- Laju pertumbuhan geometris
Pt = P0 (1+r)t
Dimana
P0 adalah jumlah penduduk awal
Pt adalah jumlah penduduk t tahun kemudian
r adalah tingkat pertumbuhan penduduk
t adalah jumlah tahun dari 0 ke t.
Contoh:
Jumlah penduduk Indonesia 1995 dari hasil Survai
Penduduk Antar Sensus (Supas) 1995 yakni 194,7 juta dan data jumlah penduduk
2000 dari hasil Sensus Penduduk (SP) 2000 yakni 205,8 juta.
Pt = P2000 = 205,8 juta;
P0 = P1995 = 194,7juta;
t = 2000 – 1995 = 5 tahun
P0 = P1995 = 194,7juta;
t = 2000 – 1995 = 5 tahun
Penyelesaian:
205.800.000
=
194.700.000 * ( 1+ r) 5
log (205.800.000 / 194.700.000)
————————————— = log (1+ r)
5
————————————— = log (1+ r)
5
0,0048
= log (1 + r)
10 0,048 = 1 + r
1,0111
= 1 + r
r
=
0,0111
Angka pertumbuhan penduduk Indonesia antara tahun
1995-2000 adalah 1,11 % per tahun. Artinya setiap tahun antara 1995 dengan
tahun 2000 jumlah penduduk Indonesia bertambah sebesar 1,11 persen nya. Dengan
angka pertumbuhan ini dapat dihitung perkiraan jumlah penduduk pada tahun yang
akan datang.
- Laju Pertumbuhan eksponensial
Pt = Po. ert
Dimana
P0 adalah jumlah penduduk awal
Pt adalah jumlah penduduk t tahun kemudian
r adalah tingkat pertumbuhan penduduk
t adalah jumlah tahun dari 0 ke t.
e adalah eksponensial = 2,71826
Contoh:
Jumlah penduduk Indonesia 1995 dari hasil Survai
Penduduk Antar Sensus (Supas) 1995 yakni 194,7 juta dan data jumlah penduduk
2000 dari hasil Sensus Penduduk (SP) 2000 yakni 205,8 juta.
Pt = P2000 = 205,8 juta ;
P0 = P1995 = 194,7 juta ;
t = 2000 – 1995 = 5 tahun
P0 = P1995 = 194,7 juta ;
t = 2000 – 1995 = 5 tahun
e
= 2,71826
Penyelesaian:
205.800.000
=
194.700.000 * 2,71826(5r)
log(205.800.000/194.700.000)
————————————— = r log2,71826
5
————————————— = r log2,71826
5
0.0048
= r * 0,4343
0,0048/0,4343
= r
0,0111
= r
Angka pertumbuhan penduduk Indonesia
antara tahun 1995-2000 adalah 1,11 % per tahun. Artinya setiap tahun antara
1995 dengan tahun 2000 jumlah penduduk Indonesia bertambah sebesar 1,11 persen
nya. Dengan angka pertumbuhan ini dapat dihitung perkiraan jumlah penduduk pada
tahun yang akan datang.
Semakin rendah laju pertumbuhan
penduduk suatu negara akan semakin menguntungkan bagi peningkatan kemakmuran
negara tersebut. Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menimbulkan banyak
masalah bagi negara jika tidak diikuti dengan peningkatan produksi dan
efisiensi dibidang lainnya. Banyaknya jumlah penduduk akan menambah beban
sumber daya produktif terhadap sumber daya yang belum produktif yang akibat
lanjutnya akan menciptakan masalah sosial yang cukup rumit.
Adapun tindakan yang telah dan dapat dilakukan oleh
pemerintah adalah:
1. Program keluarga berencana
Program keluarga berencana di
Indonesia dimulai sejak tahun 1967 yaitu pada saat Presiden Republik Indonesia
ikut menandatangani deklarasi tentang kependudukan. Selanjutnya pada tahun 1968
pemerintah Indonesia membentuk Lembaga Keluarga Berencana yang berstatus semi
pemerintah. Lembaga Keluarga Berencana ini kemudian diubah menjadi Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional yang merupakan lembaga resmi pemerintah.
Pada bulan April 1972, status Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
diubah menjadi lembaga pemerintah non-departemen yang berkedudukan langsung
dibawah presiden.
Tujuan dari program ini adalah
mengharapkan laju pertumbuhan akan lebih dapat dikendalikan. Program ini juga
dimaksudakan pemerintah untuk menjelaskan dan membuka kesadaran masyarakat
bahwa memiliki anak banyak akan memberi konsekuensi ekonomis yang lebih berat.
Secara tidak langsung program keluarga berencana ini ingin memprioritaskan segi
kualitas anak, dibanding segi kuantitas.
1. Meningkatkan sumber daya manusia
yang telah ada
Peningkatan sumber daya manusia yang
telah ada dapat dilakukan dengan pendidikan formal maupun informal, sehingga
dapat menunjang peningkatan produktifitas guna mengimbangi laju pertumbuhan
penduduknya.
2.5 PERSEBARAN
PENDUDUK
Persebaran
penduduk atau disebut juga distribusi penduduk menurut tempat tinggal dapat
dibagi menjadi dua kategori yaitu persebaran penduduk secara geografis dan
persebaran penduduk secara administratif, disamping itu ada persebaran penduduk
menurut klasifikasi tempat tinggal yakni desa dan kota. Secara geografis,
penduduk Indonesia tersebar di beberapa pulau besar dan pulau-pulau atau
kepulauan. Secara administratif (dan politis), penduduk Indonesia tersebar di
33 propinsi, yang mempunyai lebih dari 440 kabupaten dan kota.
Permasalahan yang dihadapi berkaitan
dengan persebaran penduduk secara geografis sejak dahulu hingga sekarang adalah
persebaran atau distribusi penduduk yang tidak merata antara Jawa dan luar
Jawa. Penyebab utamanya adalah keadaan tanah dan lingkungan yang kurang mendukung
bagi kehidupan penduduk secara layak. Ditambah lagi, dengan kebijakan
pembangunan di era orde baru yang terkonsentrasi di pulau Jawa, yang
menyebabkan banyak penduduk yang tinggal di luar pulau Jawa bermigrasi dan
menetap di pulau Jawa. Hal ini menyebabkan kepadatan pulau Jawa jauh lebih
tinggi dibandingkan dengan kepadatan penduduk yang berada di pulau-pulau
lainnya.
Penyebaran penduduk yang tidak
merata juga menyebabkan tidak seimbangnya kekuatan ekonomi secara umum. Akibat
lanjutnya adalah terjadinya ketimpangan daerah miskin dan daerah kaya. Daerah
yang tampak menguntungkan ( khususnya Pulau Jawa ) akan menjadi serbuan dan
perpindahan penduduk dari daerah lainya. Akibatnya daerah di luar Pulau Jawa
yang memang telah ketinggalan dari segi ekonomi, menjadi semakin tertinggal.
Tidak seimbangnya beban penduduk
antar daerah itu akan berdampak terpusatnya modal di daerah tertentu saja.
Dampak lainnya adalah mengumpulnya tenaga kerja di Pulau Jawa sehingga
persaingan tenaga kerja ( penawaran ) menjadi sangat tinggi. Dengan kondisi
tersebut bisa dilihat bahwa upah tenaga kerja akan menjadi rendah ( sesuai
dengan hukum penawaran ). Rendahnya tingkat upah akan berakibat timbulnya
kesengsaraan dan pengangguran, dan tentu saja masalah kriminalitas akan semakin
menggejala. Sebaliknya di luar Pulau Jawa akan terjadi kekurangan (penawaran )
tenaga kerja sehingga upah akan tinggi. Hal inilah yang menyebabkan biaya
produksi di luar Pulau Jawa sangat tinggi, begitu pula dengan biaya
transportasi. Maka secara tidak langsung kondisi ini akan menyebabkan turunya
pertumbuhan industri dan secara otomatis akan menghambat pertumbuhan ekonomi
secara nasional.
Informasi tentang distribusi
penduduk secara geografis dan terkonsentrasinya penduduk di suatu tempat
memungkinkan pemerintah mengatasi kepadatan penduduk, yang umumnya disertai
dengan kemiskinan, dengan pembangunan dan program-program untuk mengurangi
beban kepadatan penduduk atau melakukan realokasi pembangunan di luar Jawa atau
realokasi penduduk untuk bermukim di tempat lain. Tindakan yang dapat dan
telah dilakukan pemerintah adalah :
1. Penyelenggaraan program
transmigrasi, sehingga akan terjadi pemerataan sumber daya ke daerah-daerah
yang masih membutuhkan. Dengan program ini diharapkan para peserta transmigran
dapat meninggalkan ketidakproduktifan mereka, justru mereka mempunyai
kesempatan memperbaiki ekonomi mereka dengan mengembangkan daerah baru yang
mereka tempati. Suatu pekerjaan yang tidak mudah, namun juga suatu hal yang
tidak mustahil untuk berhasil.
2. Memperbaiki dan menciptakan
lapangan-lapangan kerja baru di daerah-daerah tertinggal. Sehingga penduduk
sekitar tidak perlu ke kota atau Pulau Jawa untuk bisa bekerja. Dengan semikian
arus urbanisasi dari desa ke kota, dari luar ke pulau Jawa dapat dikurangi. Di
dalam GBHN sendiri perluasan dan pemerataan lapangan kerja serta mutu dan
perlindungan tenaga kerja merupakan kebijaksanaan pokok yang sifatnya
menyeluruh di semua sektor. Program-program pembangunan sektoral/regional perlu
selalu mengusahakan terciptanya perluasan kesempatan kerja sebanyak mungkin,
sehingga dapat meningkatkan produksi.
2.6 ANGKATAN
KERJA
Penduduk
suatu negara dapat dibedakan menjadi kelompok tenaga kerja dan bukan tenaga
kerja. Pengertian keduanya dibedakan oleh batas umur kerja. Angkatan kerja atau
labour force adalah jumlah penduduk dengan usia produktif, yaitu 15-64
tahun yang sedang bekerja ataupun mencari pekerjaan. Usia produktif tersebut
dapat digolongkan menjadi dua, yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.
Bukan angkatan kerja adalah penduduk dengan usia produktif yang tidak bersedia
bekerja. Ukuran besarnya angkatan kerja bergantung pada besarnya jumlah
penduduk yang sedang mencari pekerjaan.
- Dependecy ratio
Indikator ekonomi ini
dipergunakan untuk mengetahui sejumlah mana tingkat beban atau ketergantungan
penduduk yang tidak produktif terhadap penduduk yang produktif. Semakin
tinggi nilai ratio ini semakin berat pula beban yang harus ditanggung oleh
penduduk yang produktif. Hal ini dapat menghambat proses menuju kemakmuran
secara menyeluruh.
DR = Penduduk usia kerja / Penduduk diluar usia kerja
- Tingkat partisipasi angkatan kerja
Indikator ini dipergunakan untuk
mengetahui sejauh mana presentase penduduk yang telah memiliki usia kerja telah
bekerja/produktif. Semakin tinggi hasil perhitungan indikator ini, semakin baik
pula keadaannya.
TPKA = ( Angkatan kerja / Penduduk usia kerja ) . 100%
Profil ketenagakerjaan Indonesia hingga kini ditandai
oleh dua masalah utama, yaitu laju pertumbuhan yang relatif tinggi dan kualitas
angkatan kerja yang relatif rendah. Tentu saja kedua hal ini memerlukan
perhatian khusus. Akibat pertambahan penduduk yang tinggi, maka jumlah angkatan
kerja tidak seharusnya terserap. Bahkan semakin ketatnya persaingan tenaga
kerja, maka angkatan kerja muda yang merupakan tenaga kerja kurang produktif
pun ikut bersaing. Hal ini kurang menguntunkan usaha pembangunan secara
nasional karena golongan muda kurang produktif tersebut merupakan beban.
Masalah tenaga kerja dan kesempatan kerja merupakan masalah yang harus ditangani
secara serius karena sangat peka terhadap ketahanan nasional.
2.7 SISTEM
PENDIDIKAN
Pendidikan
memang telah menjadi penopang dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia
untuk pembangunan bangsa. Oleh karana itu, kita seharusnya dapat meningkatkan
sumber daya manusia Indonesia yang tidak kalah bersaing dengan sumber daya
manusia di negara-negara lain. Setelah kita amati, nampak jelas bahwa masalah
yang serius dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya
mutu pendidikan di berbagai jenjang pendidikan, baik pendidikan formal maupun
informal. Dan hal itulah yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan yang
menghambat penyediaan sumber daya menusia yang mempunyai keahlian dan
keterampilan untuk memenuhi pembangunan bangsa di berbagai bidang. Ada banyak
penyabab mengapa mutu pendidikan di Indonesia, baik pendidikan formal maupun
informal, dinilai rendah.
Menurut tingkat pendidikannya,
penduduk dapat dikelompokkan menjadi penduduk yang buta huruf dan yang melek
huruf. Penduduk yang melek huruf dapat dikelompokkan lagi menurut tingkat
pendidikannya, seperti kelompok tidak sekolah, tidak tamat Sekolah Dasar, tamat
Sekolah Dasar, tamat Sekolah Menengah Pertama, tamat Sekolah Menengah Atas,
tamat Akademi/Perguruan Tinggi, dll. Data tingkat pendidikan akan akan membantu
pemerintah untuk menganalisis kemajuan penyelenggaraan pendidikan
Tingkat pendidikan berkaitan erat
dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tingkat pendidikan yang
tinggi memungkinkan penduduk untuk mengolah sumber daya alam dengan baik.
Disamping itu, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi memudahkan penduduk
dalam memenuhi berbagai kebutuhan hidup, sehingga taraf kehidupan selalu
meningkat. Sebaliknya, tingkat pendidikan yang rendah dapat menyebabkan
melambatnya kenaikan taraf hidup dan akibatnya kemajuan menjadi terhambat.
Tingkat pendidikan penduduk
Indonesia memang mengalami kemajuan. Meskipun demikian, tingkat pendidikan di
Indonesia masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan negara-negara di
dunia lainnya. Bahkan dibandingkan dengan negara-negara ASEAN pun Indonesia
tergolong paling rendah. Beberapa hal yang menyebabkan rendahnya tingkat
pendidikan di Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Masih kurangnya kesadaran masyarakat
akan pentingnya pendidikan. Sebagian penduduk masih menganggap bahwa sekolah
itu tidak penting. Untuk bekal hidup anak cukup melanjutkan pekerjaan
orangtuanya secara turun-temurun
2. Pendapatan penduduk yang rendah
menyebabkan anak tidak dapat melanjutkan sekolah karena tidak mempunyai biaya.
3. Belum meratanya sarana pendidikan
(gedung sekolah, ruang kelas, buku-buku pelajaran, alat-alat praktikum, guru
yang berkualitas, dll)
Langkah-langkah yang akan dan telah dapat ditempuh
pemerintah untuk mengatasi hal ini adalah :
1. Meninjau kembali sistem pendidikan
di Indonesia yang masih bersifat umum ( general ), untuk dapat lebih
disesuaikan dengan disiplin ilmu khusus yang lebih sesuai dengan tuntutan
pembangunan. Sehingga lulusan yang dihasilkan menjadi lulusan yang siap kerja
dan bukannya siap ‘latih kembali’.
2. Menciptakan sarana dan prasaranya
pendidikan yang lebih mendukung langkah pertama.
3. Membangun sekolah-sekolah baru
terutama SD Inpres di daerah-daerah yang kurang jumlah sekolahnya.
4. Mengadakan perbaikan dan penambahan
alat-alat praktikum, laboratorium, perputakaan dan buku-buku pelajaran.
5. Menambah dan meningkatkan kualitas
guru.
6. Mencanangkan program wajib belajar
dan orang tua asuh.
7. Memberikan beasiswa kepada
murid-murid yang berprestasi atau yang memerlukan bantuan.
8. Menjalankan Undang-Undang Dasar (khususnya
pasal 31)
2.8 INVESTASI
Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan
berarti juga produksi) dari kapital/modal barang-barang yang tidak dikonsumsi
tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang (barang
produksi). Contoh
termasuk membangun rel
kereta api, atau suatu
pabrik, pembukaan lahan, atau seseorang
sekolah di universitas. Untuk lebih jelasnya, investasi juga adalah suatu
komponen dari PDB dengan rumus PDB = C + I + G + (X-M). Fungsi
investasi pada aspek tersebut dibagi pada investasi non-residential (seperti
pabrik, mesin, dll) dan investasi residential (rumah baru). Investasi adalah
suatu fungsi pendapatan dan tingkat bunga, dilihat dengan kaitannya I= (Y,i).
Suatu pertambahan pada pendapatan akan mendorong investasi yang lebih besar,
dimana tingkat bunga yang lebih tinggi akan menurunkan minat untuk investasi
sebagaimana hal tersebut akan lebih mahal dibandingkan dengan meminjam uang.
Walaupun jika suatu perusahaan lain memilih untuk menggunakan dananya sendiri
untuk investasi, tingkat bunga menunjukkan suatu biaya
kesempatan dari
investasi dana tersebut daripada meminjamkan untuk mendapatkan bunga.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat investasi
Sebagai sebuah keputusan yng rasional, investasi
sangat ditentukan oleh dua faktor utama, yaitu tingkat pengembalian yang
diharapkan dan biaya investasi.
1. Tingkat Pengembalian yang diharapkan
(Expected Rate of Return)
Kemampuan perusahaan menentukan tingkat investasi yang
diharapkan, sangat dipengaruhi oleh kondisi internal dan eksternal perusahaan.
1) Kondisi
internal perusahaan
Kondisi internal adalah
faktor-faktor yang berada di bawah control perusahaan, misalnya tingkat
efisiensi, kualitas SDM dan teknologi yang digunakan. Ketiga aspek tersebut
berhubungan positif dengan tingkat pengembalian yang diharapkan. Artinya,
makin tinggi tinggi tingkat efisiensi, kualitas SDM dan teknologi, maka tingkat
pengembalian yang diharapkan makin tinggi.
Selain ketiga aspek teknis tersebut di atas, tingkat
pengembalian yang diharapkan juga dipengaruhi oleh factor-faktor nonteknis,
terutama di Negara sedang berkembang. Misalnya, apakah perusahaan memiliki hak
dan atau kekuatan monopoli, kedekatan dengan pusat perusahaan, dan penguasaan
jalur informasi.
2) Kondisi
Eksternal Perusahaan
Kondisi eksternal yang perlu
dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan akan investasi terutama adalah
perkiraan tentang tingkat produksi dan pertumbuhan ekonomi domestic maupun
internasional. Jikan perkiraan tentang masa depan ekonomi nasional maupun dunia
bernada optimis, biasanya tingkat investasi meningkat, karena tingkat
pengembalian investasi dapat dinaikkan.
Selain perkiraan kondisi ekonomi, kebijakan yang
ditempuh pemerintah juga dapat menentukan tingkat investasi. Kebijakan
menaikkan pajak misalnya, diperkirakan akan menurunkan tingkat permintaan akan
agregat. Akibatnya, tingkat investasi akan menurun. Factor social politik juga
menentikan gairah investasi. Jika social polotik makin stabil, investasi
umumnya juga meningkat. Demikian pula faktor keamanan (kondisi keamanan Negara)
1. Biaya investasi
Yang paling menentukan tingkat biaya
investasi adalah tingkat bunga pinjaman; Makin tinggi tingkat bunganya,
maka biaya investasi makin mahal. Akibatnya minat berinvestasi makin menurun.
Namun, tidak jarang, walaupun tingkat bunga pinjaman
rendah, minat akan investasi tetap rendah. Hal ini disebabkan biaya total
investasi masih tinggi. Factor yang memengaruhi terutama adalah masalah
kelembagaan. Misalnya, prosedur izin investasi yang berbelit-belit dan lama
(> 3 tahun), menyebabkan biaya ekonomi dengan memperhitungkaan nilai waktu
uang dari investasi makin mahal. Demikian halnya dengan keberadaan dan
efisiensi lembaga keuangan, tingkat kepastian hokum, stabilitas politik, dan
keadaan keamanan.
1. Ramalan mengenai keadaan ekonomi di
masa depan
2. Kemajuan teknologi
3. Tingkat pendapatan nasional dan
perubahan-perubahannya.
4. Keuntungan yang diperoleh
perusahaa-perusahaan.
Upaya-upaya yang dapat digunakan untuk membantu
memenuhi kebutuhan dana investasi pembangunan adalah:
- Lebih mengembangan ekspor komoditi non-migas, sehingga secara absolut dapat meningkatkan penerimaan pemerintah dari sektor luar negeri. Untuk menunjang langkah ini perlu diusahaan peningkatan nilai tambah dan kemampuan bersaing dari komoditi-komoditi yang akan diekspor tersebut.
- Mengusahakan adanya pinjaman luar negeri yang memiliki syarat lunak, serta menggunakannya untuk kegiatan investasi yang menganut prinsip prioritas.
- Menciptakan iklim investasi yang menarik dan aman bagi para penanaman modal asing, sehingga makin banyak PMA yang masuk ke Indonesia.
- Lebih menggiatkan dan menyempurnakan sistem perpajakan dan perkreditan, terutama kredit untuk golongan ekonomi lemah, agar mereka secepatnya dapat berjalan bersama dengan para pengusaha besar dalam rangka peningkatan produktifitas.
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Jadi
kesimpulan dari makalah ini adalah secara astronomis, iklim di wilayah
indonesia sangat menguntungkan karena indonesia cukup mendapatkan air
hujan,cukup memperoleh cahaya matahari sepanjang tahun,dan angin yang bertiup
rata-rata yang berkecepatan sedang,dan suhu udaranya pun tidak terlalu rendah
dan tidak terlalu tinggi.
Namun secara
geografis, kepulauan indonesia berada diantara benua asia dan benua australia,
serta diantara samudera hindia dan samudera pasifik.
Dengan demikian wilayah indonesia
berada pada posisi silang yang mempunyai arti penting dalam kaitannya dengan
iklim dan perekonomian.
Keadaan
geografis indonesia dapat menjadi suatu kekuatan dan kesempatan bagi
perkembangan perekonomian kita dan sebaliknya dapat menjadi kelemahan dan
ancaman bagi perekonomian kita.
3.2
SARAN-SARAN
Sebenarnya
jika kita baca dan cermati dalam makalah tersebut sudah terbukti kalau negara
indonesia itu sangat kaya akan alamya. Namun kita sendiri sebagai warga negara
indonesia tidak bisa mengolahnya, dan malah kekayaan alam kita banyak yang
diambil secara legal oleh orang asing yang tidak bertanggung jawab.
Seharusnya
pemerintah memberikan bantuan dana untuk generasi muda supaya bisa meneruskan
membangun negara ini menjadi lebih baik lagi jika pemimpinnya telah tiada. Akan
tetapi harapan tersebut masih jauh diambang kenyataan.
Seharusnya
kita rakyat indonesia yang menjadi tuan rumah di negeri sendiri tetapi pada
kenyataannya kita malah menjadi budak dari para tamu yang menumpang hidup
dinegeri kita sendiri.
Sampai kapan kita dalam kondisi yang
seperti ini??????????????
Banyak pulau
di indonesia akan menjadi kekuatan dan kesempatan, jika pulau-pulau yang
sebagian besar merupakan kepulauan yang subur dan kaya akan hasil-hasil bumi
dan tambang. Kita dapat mengolah dengan prinsip dari, oleh dan untuk masyarakat
banyak.
Dengan
kemampuan menggali dan memanfaatkan kekayaan alam yang ada, indonesia akan
banyak memiliki pilihan produk yang dapat dikembangkan sebagai komoditi
perdagangan, baik untuk pasar lokal maupun untuk pasar international. Dan dengan
keindahan serta keanekaragaman budaya kepulauan tersebut dapat menjadi sumber
penerimaan negara andalan melalui industri pariwisata.
DAFTAR PUSTAKA
Hestiyanto, Yusman. 2006. Geografi 2. Jakarta:
Yudisthira.
Rahardja, Pratama. 2008. Teori Ekonomi Makro.
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Rusdarti dan Kusmuriyanto. 2008. Ekonomi Fenomena
di Sekitar Kita. Solo: Platinum.
Setyawan, Aris Budi. 1997. Perekonomian Indonesia.
Jakarta: Gunadarma.
Sukirno, Sadono. 2006. Makro Ekonomi Teori
Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.