TRI WAHYUNINGSIH
29210342
3EB20
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengangguran di Negara-negara berkembang seperti Indonesia, dalam pembangunan ekonomi di Negara seperti ini pengangguran yang semakin bertambah jumlahnya merupakan masalah yang lebih rumit dan lebih serius daripada masalah perubahan dalam distribusi pendapatan yang kurang menguntungkan penduduk yang berpendapatan terendah. Keadaan di Negara-negara berkembang dalam beberapa dasawarsa ini menunjukan bahwa pembangunan ekonomi yang telah tercipta tidak sanggup mengadakan kesempatan kerja yang lebih cepat daripada pertambahan penduduk yang berlaku. Oleh karenanya, masalah pengangguran yang mereka hadapi dari tahun ke tahun semakin bertambah serius.
Pengangguran terjadi disebabkan
antara lain, yaitu karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dari
jumlah pencari kerja. Juga kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar
kerja. Selain itu juga kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi para
pencari kerja. Fenomena pengangguran juga berkaitan erat dengan terjadinya
pemutusan hubungan kerja, yang disebabkan antara lain; perusahaan yang
menutup/mengurangi bidang usahanya akibat krisis ekonomi atau keamanan yang
kurang kondusif; peraturan yang menghambat inventasi; hambatan dalam proses
ekspor impor, dan lain-lain.
Masalah pengangguran akan
menimbulkan dampak yang negatif bagi kelangsungan hidup berbangsa dan
bernegara. Dampak negatif dari pengangguran adalah kian beragamnya tindakan
kriminal, makin banyaknya jumlah anak jalanan, pengemis, pengamen perdagangan
anak dan sebagainya sudah menjadi patologi sosial atau kuman penyakit sosial
yang menyebar bagaikan virus yang sulit di berantas. Penyakit sosial ini sangat
berbahaya dan menghasilkan korban-korban sosial yang tidak bernilai. Menurunnya
kualitas sumber daya manusia, tidak di hargainya martabat dan harga diri
manusia yang merupakan korban sosial dari penyakit sosial. Oleh karena itu,
persoalan pengangguran ini harus secepatnya di pecahkan dan dicari jalan
keluarnya. Namun demikian, perlu disyukuri karena kondisi ketenagakerjaan di
Indonesia dalam satu tahun terakhir atau hingga kuartal pertama tahun 2010
menunjukkan adanya sedikit perbaikan. Hal ini digambarkan dengan adanya
peningkatan kelompok penduduk yang bekerja serta menurunnya angka pengangguran.
Pada kuartal pertama tahun 2010 jumlah angkatan kerja mencapai 116 juta orang
naik 2,26 juta orang dibandingkan dengan tahun sebelumnya kuartal yang sama
tahun 2009 yang sebesar 113,74 juta orang. Sedangkan penduduk yang bekerja juga
terjadi peningkatan, pada kuartal pertama tahun 2010 mencapai 107,41 juta orang
naik dari kuartal pertama tahun 2009 sebesar 2,92 juta orang yang sebelumnya
104,49 juta orang. Sementara itu, untuk jumlah pengangguran di Indonesia pada
kuartal pertama tahun 2010 mencapai 8,59 juta orang atau 7,41 persen dari total
angkatan kerja, mengalami penurunan sekitar 670 ribu orang jika di bandingkan
dengan tahun sebelumnya atau kuartal pertama tahun 2009 yang sebesar 8,14
persen.
Naiknya jumlah penduduk yang bekerja pada kuartal pertama tahun 2010 ini terutama di sektor jasa kemasyarakatan yakni sebesar 1,62 juta orang (11,52 %) dan di sektor pertanian sebesar 1,22 juta orang (2,92 %). Sedangkan sektor yang mengalami penurunan yakni sektor konsumsi sebesar 11,70 persen dan sektor transportasi sebesar 4,91 persen. Dengan demikian sektor jasa kemasyarakatan, industri dan perdagangan menjadi penyumbang terbesar penyerapan tenaga kerja pada kuartal pertama tahun 2010.Penduduk yang bekerja menurut status pekerjaan.
Naiknya jumlah penduduk yang bekerja pada kuartal pertama tahun 2010 ini terutama di sektor jasa kemasyarakatan yakni sebesar 1,62 juta orang (11,52 %) dan di sektor pertanian sebesar 1,22 juta orang (2,92 %). Sedangkan sektor yang mengalami penurunan yakni sektor konsumsi sebesar 11,70 persen dan sektor transportasi sebesar 4,91 persen. Dengan demikian sektor jasa kemasyarakatan, industri dan perdagangan menjadi penyumbang terbesar penyerapan tenaga kerja pada kuartal pertama tahun 2010.Penduduk yang bekerja menurut status pekerjaan.
Secara sederhana kegiatan formal dan
informal dari penduduk yang bekerja dapat diidentifikasi berdasarkan status
pekerjaan. Dari kategori status pekerjaan utamapekerja formal mencakup kategori
berusaha dengan dibantu buruh tetap dan kategori buruh/karyawan, sisanya
termasuk pekerja informal. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik pada
kuartal pertama tahun 2010 sebanyak 33,74 juta (31,42%) pekerja Indonesia
bekerja pada kegiatan/sektor formal ada 73,67 juta orang (68,58%) bekerja pada
sektor informal. Dari 107,41 orang yang bekerja pada waktu yang sama, status
pekerja utama yang terbanyak sebagai buruh/karyawan yakni mencapai 30,72 juta
atau sekitar 28,61 persen, kemudian diikuti berusaha dibantu buruh tidak tetap
(buru harian/borongan) sebesar 21,92 juta orang atau 20,41 persen dan berusaha
sendiri sejumlah 20,46 juta orang atau 19,05% sedangkan sisanya adalah berusaha
dibantu buruh tetap.
Penduduk bekerja menurut
pendidikan.Jumlah penduduk yang bekerja menurut pendidikan tertinggi yang
ditamatkan untuk semua golongan pendidikan mengalami kenaikan, di mana pada
kuartal pertama tahun 2009 pekerja yang bekerja dengan tamatan Universitas
sebanyak 4,22 juta orang, untuk kuartal yang sama tahun 2010 meningkat menjadi
4,94 juta orang. Sementara untuk tenaga kerja yang bekerja dengan tamatan
Diploma 1/11/ III pada kuartal pertama tahun 2009 sebanyak 2,68 juta orang pada
kuartal yang sama tahun 2010 naik menjadi 2,89 juta orang sementara untuk
pekerja dengan pendidikan terakhir sekolah menengah kejuruan juga terjadi
peningkatan, pada kuartal pertama tahun 2009 sebanyak 7,19 juta orang untuk kuartal
yang sama tahun 2010 meningkat menjadi 8,34 juta orang.
Sementara pada waktu yang sama,
pekerja pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar ke bawah masih tetap tinggi yakni
sekitar 55,31 juta orang, sedangkan jumlah pekerja dengan pendidikan tinggi
masih relatif kecil. Pekerja dengan pendidikan diploma sekitar 2,69 persen dan
pekerja dengan pendidikan sarjana hanya sebesar 4,60 persen.Pemerintah pada
tahun 2010 menargetkan angka pengangguran di Indonesia menjadi 8 persen, untuk
memenuhi target tersebut pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia
sebesar 5-6 persen dengan pertumbuhan ekonomi tersebut diharapkan bisa
menciptakan 2,3 juta lapangan kerja baru. Namun pada waktu yang bersamaan juga
akan masuk angkatan kerja baru sekitar 2,1 juta orang.
Dengan target pemerintah pada tahun 2010 angka pengangguran di Indonesia menjadi 8 persen, jika dilihat dari data yang ada di BPS pada kuartal pertama tahun 2010 sudah bisa dikatakan berhasil, sebab menurut data yang ada di mana angka pengangguran hanya sebesar 7,41 persen atau 8,59 juta orang.YanQ menjadi pertanyaan dengan keberhasilan kuartal 1/2010 apakah angka tersebut bisa di pertahankan hingga akhir tahun 2010 !.. , mengingat pada kuartal ketiga merupakan masa-masa lulusan sekolah dan pada waktu yang bersamaan akan menciptakan angkatan kerja baru yang mencapai 2,1 iuta orang. Oleh karena itu, guna menanggulangi lonjakan angkatan kerja baru serta mengurangi angka pengangguran perlu dilakukan sebuah langkah/cara yang kongkrit. Salah satu cara yang realistis dalam jangka pendek yakni dengan memberdayakan sektor informal, padat karya dan menciptakan jiwa kewirausahaan bagi kaum muda sehingga akan bisa menciptakan pengusaha baru, di samping strategi jangka panjang seperti pemerataan pertumbuhan ekonomi di wilayah melalui kebijakan desentralisasi. Sektor informal dinilai sangat membantu menyerap orang-orang yang menganggur tetapi kreatif dan menjadi pereda di tengah pasar global. Namun bukan berarti sektor formal di abaikan. Jika ternyata sektor informal ternyata dapat menjawab sebagian dari masalah pengangguran yang di hadapi bangsa ini, maka sudah waktunya sektor informal didukung oleh pemerintah dengan menyiapkan anggaran. Anggaran ini bisa digunakan untuk dijadikan modal pengembangan usaha ekonomis produktif bagi pekerja-pekerja informal serta bisa dijadikan modal untuk merintis usaha baru. ( Mn ) Penelitian Biro Pusat Statistik (BPS) membedakan angkatan kerja menjadi penduduk yang bekerja dan penduduk yang mencari pekerjaan atau dapat di sebut sebagai pengangguran terbuka. Pengertian BPS tentang angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (10 tahun ke atas) yang bekerja atau punya pekerjaan sementara tidak bekerja dan yang mencari pekerjaaan. Sedangkan yang di maksud bukan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja yang kegiatannya tidak bekerja maupun mencari kerja. Mereka adalah penduduk dengan kegiatan sekolah, menjurus rumah tangga tanpa mendapat upah dan tidak mampu melakukan kegiatan seperti pension atau cacad jasmani.
Dengan target pemerintah pada tahun 2010 angka pengangguran di Indonesia menjadi 8 persen, jika dilihat dari data yang ada di BPS pada kuartal pertama tahun 2010 sudah bisa dikatakan berhasil, sebab menurut data yang ada di mana angka pengangguran hanya sebesar 7,41 persen atau 8,59 juta orang.YanQ menjadi pertanyaan dengan keberhasilan kuartal 1/2010 apakah angka tersebut bisa di pertahankan hingga akhir tahun 2010 !.. , mengingat pada kuartal ketiga merupakan masa-masa lulusan sekolah dan pada waktu yang bersamaan akan menciptakan angkatan kerja baru yang mencapai 2,1 iuta orang. Oleh karena itu, guna menanggulangi lonjakan angkatan kerja baru serta mengurangi angka pengangguran perlu dilakukan sebuah langkah/cara yang kongkrit. Salah satu cara yang realistis dalam jangka pendek yakni dengan memberdayakan sektor informal, padat karya dan menciptakan jiwa kewirausahaan bagi kaum muda sehingga akan bisa menciptakan pengusaha baru, di samping strategi jangka panjang seperti pemerataan pertumbuhan ekonomi di wilayah melalui kebijakan desentralisasi. Sektor informal dinilai sangat membantu menyerap orang-orang yang menganggur tetapi kreatif dan menjadi pereda di tengah pasar global. Namun bukan berarti sektor formal di abaikan. Jika ternyata sektor informal ternyata dapat menjawab sebagian dari masalah pengangguran yang di hadapi bangsa ini, maka sudah waktunya sektor informal didukung oleh pemerintah dengan menyiapkan anggaran. Anggaran ini bisa digunakan untuk dijadikan modal pengembangan usaha ekonomis produktif bagi pekerja-pekerja informal serta bisa dijadikan modal untuk merintis usaha baru. ( Mn ) Penelitian Biro Pusat Statistik (BPS) membedakan angkatan kerja menjadi penduduk yang bekerja dan penduduk yang mencari pekerjaan atau dapat di sebut sebagai pengangguran terbuka. Pengertian BPS tentang angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (10 tahun ke atas) yang bekerja atau punya pekerjaan sementara tidak bekerja dan yang mencari pekerjaaan. Sedangkan yang di maksud bukan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja yang kegiatannya tidak bekerja maupun mencari kerja. Mereka adalah penduduk dengan kegiatan sekolah, menjurus rumah tangga tanpa mendapat upah dan tidak mampu melakukan kegiatan seperti pension atau cacad jasmani.
Data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat
Statistik (BPS) ini sangat boleh jadi masih lebih rendah daripada kenyataan
riil yang ada di lapangan. Bisa saja dalam kenyataannya angka pengangguran di
Indonesia masih lebih tinggi dari data dan angka resmi itu.
B. Rumusan Masalah
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang menjadi masalah
pengangguran di Indonesia?
2. Bagaimana keadaan pengangguran di
Indonesia?
3. Apakah pengangguran mengakibatkan
kemiskinan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui seberapa besarnya pengangguran yang terjadi di Indonesia
khususnya Jakarta,masalah dan keadaan pengangguran, serta untuk mengetahui
factor-faktor apa saja yang menimbulkan terjadinya pengangguran dan juga untuk
mengetahui bagaiamana sikap pemerintah dalam mengatasi pengangguran.
D. METODE PENELITIAN
D. METODE PENELITIAN
A. Materi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif . deskriptif adalah salahsatu metode penelitian dengn cara observasi
melalui internet dan buku-buku, yang dapat memberikan fakta secara aktual dan
kontekstual. Data yang diperoleh hanya berlaku bagi tempat , waktu, dan kondisi
penelitian.
Dalam melakukan penelitian ini,
penulis memakai metode observasi dengan membaca, mencatat serta melihat keadaan
secara langsung maupun dari pemberitaan media elektronik selain itu penulis
juga mendapatkan informasi ini melalui internet.
B. Teknik Pengumpulan data
Dalam penelitian ini metode yang
akan digunakan adalah:
1) Metode angket atau Kuesioner
Yaitu sejumlah pertanyaan tertulis
yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadinya atau hal-hal yang Ia ketahui. Dari pengertian diatas dapat
diketahui bahwa Angket adalah suatu cara pengumpulan informasi dengan
penyampaian suatu daftar tentang hal-hal yang diteliti.
2) Metode Observasi
Yaitu memperlihatkan sesuatu dengan mempergunakan
mata. Atau observasi juga disebut pengamatan, meliputi kegiatan
pemusatperhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh indra Tempat
pengumpulan bahan (sampah non organik) dari rumah-rumah tetangga dan tempat
terdapat sampah non organic.
C. Teknik Analisis dan Pengumpulan Data
Data dan informasi yang telah di
kumpulkan akan diolah dengan beberapa metode analisa data sebagai berikut:
1) Analisa Kualitatif yaitu
mengamati.memahami, dan menafsirkan setiap data yang ada kaitannya dengan rumusan
masalah.
2) Analisa Deskriptif yaitu setelah
data dan informasi terkumpul maka dilanjutkan penyusunan dan penghimpunan dan
membahasnya serta menginterprestasikan berdasarkan logika dan teori yang
relavan untuk menarik kesimpulan
sumber :
sumber :
http://karyailmiah-elsye.blogspot.com/2011/03/ekonomi-pembangunan-terhadap_03.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar