Nama : Tri Wahyuningsih
Npm : 29210342
Kelas : 3EB20
TULISAN
SOFFSKIL 15
DEFINISI AKUNTANSI INTERNASIONAL :
definisi
akuntansi internasional adalah memperluas akuntansi yang bertujuan umum
(general purpose yang berorientasi nasional, dalam arti luas untuk
- Analisa komparatif internasional
- Pengukuran dari isu-isu pelaporan
akuntansinya yang unik bagi transaksi2 bisnis mulitnasional
- kebutuhan akuntansi bagi
pasar-pasar keuangan internasional
- harmonisasi keragaman pelaporan keuangan melalui aktivitas-aktivitas politik, organisasi, profesi dan pembuatan standar
- harmonisasi keragaman pelaporan keuangan melalui aktivitas-aktivitas politik, organisasi, profesi dan pembuatan standar
suatu negara
semakin ditentukan oleh kekuatan persaingan global. Dalam dunia seperti ini,
keputusan-keputusan operasi, investasi dan pendanaan pembiayaan diwarnai oleh
implikasi-implikasi internasional. Dengan banyaknya keputusan yang berasal dari
data-data akuntansi, pengetahuan mengenai isu-isu akuntansi internasional
sangat penting untuk memperolah interpretasi dan pemahaman yang tepat dalam
komunikasi bisnis internasional. Dengan kata lain, saat ini akuntansi telah
berkembang dalam tahap masa kedewasaannya menjadi suatu aspek integral dari
bisnis dan keuangan global.
Fungsi
akuntansi yang demikian penting dalam kehidupan bisnis dan keuangan,
menunjukkan bahwa akuntansi dalam masyarakat bisnis/internasional melakukan
fungsi jasa. Akuntansi harus tanggap terhadap kebutuhan masyarakat yang terus
berubah dan harus mencerminkan kondisi budaya, ekonomi, hukum, sosial dan
politik dari masyarakat tempat dia beroperasi. Dengan demikian akuntansi harus
berada tetap dalam kedudukannya yang berguna secara teknis dan sosial.
Sejarah
akuntansi dan akuntan, memperlihatkan perubahan yang terus menerus, suatu
proses yang tampaknya dilalui akuntansi secara konsisten. Pada suatu waktu,
akuntansi lebih mirip sistem pencatatan bagi jasa-jasa perbankan tertentu dan
bagi rencana pengumpulan pajak. Kemudian muncul pembukuan double entry untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan usaha perdagangan. Industrialisasi dan pembagian
tenaga kerja memungkinkan dibuatnya analisa perilaku biaya dan adanya akuntansi
Perkembangan bisnis secara global
menuntut perubahan-perubahan mendasar terhadap sistem laporan keuangan sesuai
dengan standar internasional. IFRS (International Financial Reporting Standard)
merupakan syarat mutlak yang akan diberlakukan untuk setiap institusi bisnis
yang terdaftar di lantai bursa Amerika dan Eropa. Walaupun begitu, IFRS masih
menjadi polemik untuk beberapa negara khususnya di Jepang maupun Indonesia
bahkan memilki image negative di kalanganpara akuntan. Namun IFRS tidak
mengakui net income tetapi comprehensive income yang ternyata
justru dianggap merugikan karena yang akan tercantum dalam laporan
keuangan adalah perusahaan yang terus merugi. Sehingga nilai asset bisa
mengalami revaluasi beberapa kali. Padahal, pajak baru boleh direvaluasi
setelah 5 tahun. Amerika serikat memutuskan untuk memakai IFRS mulai tahun 2011
sedangkan Uni Eropa sudah mulai mewajibkan untuk mempersiapkan laporan keuangan
dengan standar IFRS. Penerapan IFRS diawali dengan proses harmonisasi,
membandingkan dengan local standard (GAAP- generally acceptance accounting
principles. Kemudian diikuti dengan convergence, menyatukan standar lokal
dengan IFRS dan akhirnya full adoption, menggunakan standar IFRS sepenuhnya.
Internasionalisasi Profesi Akuntansi adalah Komunitas investasi internasional akan menginginkan kerjasama internasional antar akuntan-akuntan profesional dan bahwa organisasi – organisasi akuntansi internasionaal harus mampu memberikan keharmonisan profesional yang lebih baik diseluruh dunia. Praktik professional internasional dari akuntansi profesional terdapat dalam 3 tingkat, yang hampir pararel dengan struktur sektor sektor idustri dalam ekonomi atau pola organisasional umum dari sisttem penyediaan jasa professional. Tingkatan paling terpadu adalah perusahaan-perusahaan ”Big Six” yaang berdomisili di Amerika-Inggris, yang memiliki nama tunggal diseluruh dunia. Walaupun terdapat sejumlah perbedaan operasional anara ke 6 perusahaan ini, mereka mirip satu sama lainnya. Ada profit sharing antar patner diseluruh dunia. Akuntansi teknis, auditing dan jasa konsultasi diharmonisasikan secara global melalui prosedur-prosedur yang rumit. Contoh : ernest & young, Pada tingkatan kedua terdapat 8 hingga 10 perusahaan yang beroperasi global dengan satu nama tetapi dengan basis federasi atar perusahaan-perusahaan nasional yang dipilih. Fedrasi ini mengkombinasikan keuntungan dari nama internasional dan standar kerja profesional yang disetujui secara internasional dengan identitas perusahaan nasional dan usaha pengembangan bisnis di negara masing. Ex : gramnd thomton. Kerjasama di tingkat ketiga bersifat informal dan seringkali terbatas pada basis :Jika dibutuhkan” Terdapat pada kantor-kantor akuntan profesional regional dan pada kantor-kantor akuntan kecil serta praktisi-praktisi individual yamg bekerja sama dengan kantor CPA
Ada 3 kekuatan utama yang mendorong bidang akuntansi kedalam dimensi internasional yang terus tumbuh. Kekuatan kekuatan itu adalah (1) Faktor lingkungan, (2) Internasionalisasi dan disiplin akuntansi, dan (3)internasionalisasi dari profesi akuntansi.
Faktor-Faktor Lingkungan
Baik Negara maju atau Negara
berkembang besar atau kecil pada belahan bumi yang satu ataupun yang lain,
semuanya mengalami hubungan internasional yang lebih erat dan ketergantungan
ekonomi yang tinggi. Ada 15 faktor lingkungan yang memberi dampak pada akuntansi.
Pemilihan bersifat subyektif dan daftarnya bisa berubah dengan berlalunya
waktu.
Internasionalisasi Disiplin Akuntansi
Internasionalisasi Disiplin Akuntansi
Tiga faktor Kunci telah memainkan
peranan yang menentukan dalam internasionalisme (bidang atau disiplin)
akuntansi:
1. Spesialisasi
Seperti halnya ilmu kedokteran, pada
saat ini spesialisasi dalam akuntansi adalah suatu fakta misal di USA dan
Jerman.akuntansi internasionak adalah satu bidang keahlian yang diakui dalam
bidang akuntasi bersama-sama dengan akuntansi pemerintahan, akuntansi
perpajakan, auditing, akuntansi manajemen, akuntansi perilaku dan sistem
informasi.
2. Sifat internasional dari sejumlah
masalah teknis
Perdagangan internasional, operasi
bisnis multinasinal, investasi asing dan transaksi-transaksi pasar merupakan
masalah yang unik dalam internasionalisme akuntansi
3. Alasan historis
Sejarah akuntansi adalah sejarah
internasional .Pembukuan double entry yang dianggap sebagai asal mula akuntansi
yang ada sekarang yang bermigrasi ke beberapa negara termasuk indonesia. Wansan
akuntasi dengan demikian, bersifat internasional
Porsi Pengembangan Akuntansi
Internasional
Selanjutnya Choi et.al (1998
; 38) mengungkapkan bahwa secara struktural pengembangan akuntansi
internasional yang terjadi sekarang meliputi porsi sebagai berikut :
1. Pola Pengembangan Komparatif
Pendekatan
yang dikembangkan oleh Mueller yang berbeda terhadap pengembangan
akuntansi dapat diamati di negara-negara barat yang memiliki sistem ekonomi
yang berorientasi pasar, meliputi; Pola makorekonomis, pola mikroekonomis,
pendekatan disiplin independen, dan pendekatan akuntansi seragam.
Pola
Makroekonomis
Tujuan perusahaan bisnis tentu saja
lebih sempit daripada kebijakan ekonomi nasional. Perusahaan mempunyai tujuan
tertentu yang harus dicapai, seringkali beroperasi dalam dimensi dan ruang
waktu yang terbatas, dan bertanggunggugat kepada kelompok-kelompok kepemilikan
yang jelas. Konsekuensinya, tujuan perusahaan secara normal mengikuti kebijakan
nasional. Hal ini bukan kondisi absolut, karena perusahaan bisnis merupakan
bagian dari kepntingan publik yang mempengaruhi dan mengarahkan
kebijakan-kebijakan nasional; jadi ada hubungan sebab-akibat timbal balik. Ada
tiga pernyataan yang berkaitan dengan pola ini yaitu :
1.
Perusahaan bisnis merupakan unit essential dalam struktur ekonomi suatu negara.
2.
Perusahaan bisnis mencapai tujuannya dengan cara yang terbaik melalui
koordinasi erat aktivitas-aktivitasnya dengan kebijakkan-kebijakkan ekonomi
nasional dalam lingkungannya.
3.
Kepentingan publik dilayani dengan baik jika akuntansi perusahaan bisnis saling
berhubungan erat dengan kebijakan nasional.
Akuntansi keuangan yang berorientasi
pada makrekonomi mungkin mengakui secara formal nilai penemuan dari mineral
atau kandungan minyak, emnhitung beban depresiasi atas peralatan produkstif
berdasarkan unit produksi, dan mengizinkan penghapusan biaya tertentu dengan
cepat jika hal ini merupakan kepentingan pembangunan ekonomi regional atau
nasional.
Pola Mikroekonomis
Ekonomi yang berorientasi pada
pasar, termasuk ekonomi yang tidak begitu banyak mendapat campur tangan
administrasi pemerintah pusat, mempercayakan sebagian besar kesejahteraan
ekonomi kepada aktivitas-aktivitas bisnis dari indvidu-individu dan
masing-masing perusahaan bisnis. Dengan demikian, dalam ekonomi ini, terdapat
suatu orientasi fundamental yang mengarah pada setiap sel dari akivitas
ekonomi. Hal ini begitu berurat berakar di organisasi-organisasi ekonomi barat
dimana orientasi ini berlaku bagi banyak proses bisnis, hukum, legislative dan
sosial.
Dengan aktivitas-aktivitas swasta
dan bisnis sebagai inti urusan dalam ekonomi yang berorientasi kepada pasar dan
dengan akuntansi melakukan fungsi jasa bagi bisnis dan perusahaan-perusahaan
bisnis, tampaknya wajar saja bahwa akuntansi akan mengorientasikan dirinya
kepada pertimbangan-pertimbangan mikro yang sama, yang telah terbentuknya
secara mapan dalam lingkungannya.
Beberapa pernyataan yang berkaitan
dengan pola ini menyangkut:
1. Perusahaan menyediakan
titik-titik vokal bagi aktivitas-aktivitas ekonomi
2. Kebijakan utama perusahaan bisnis
adalah untuk menjamin kelangsungan hidupnya.
3. Optimasi dalam pengertian ekonomi
adalah kebijakkan terbaik perusahaan untuk bertahan
4. Akuntansi, sebagai cabang ekonomi
bisnis, mendapatkan konsep-konsep dan aplikasi-aplikasinya dari analisis
ekonomi.
Konsep akuntansi utama dalam pola
pengembangan yang didasarkan pada mikro ekonomi adalah bahwa proses akuntansi
harus mempertahankan secara konstan jumlah investasi modal moneter dalam
perusahaan dalam nilai riil.
Disiplin
Independen
Menganggap akuntansi sebagai fungsi
jasa dari bisnis memberikan ruang yang cukup untuk menyimpulkan bahwa akuntansi
dapat membangun kerangka yang berguna bagi dirinya yang disaring dari proses
bisnis yang dilayaninya. Jika hal ini mungkin dilakukan, maka dukungan
konseptual dari suatu disiplin seperti ekonomi tidak dibutuhkan. Akuntansi
dengan kata lain , bergantung pada dirinya menjadi suatu disiplin yang
independen.
Keseragaman
Akuntansi
Ada tiga pendekatan praktis atas
pola pengembangan keseragaman akuntansi :
1. Pendekatan bisnis
Dalam pendekatan ini, keseragaman
akuntansi ditujukan secara khusus kepada pemakai-pemakai tertentu data
akuntansi. Pendekatan ini mempertimbangkan secara penuh
karakteristik-karakteristik bisnis dan lingkungan bisnis tempat dimana data
dikumpulkan, diproses dan dikomunikasikan. Pendekatan ini merupakan suatu
pendekatan pragmatis yang sangat bergantung pada konvensi dan paling sering
dipakai dalam perancangan bagan-bagan akun terpisah yang seragam, yaitu bagi
suatu cabang industri atau perdagangan
2.
Pendekatan ekonomi
Pendekatan ekonomi bagi keseragaman
akuntansi pada dasarnya adalah pendekatan makro. Pendekatan ini mengakaitkan
akuntansi dengan kebijakan publik. Badan-badan hukum dan peraturan publik
digunakan untuk menjalankan sistem yang telah terbentuk dalam pola pengembangan
seperti itu. Pertimbangan-pertimabangan akuntansi teknis berada pada tingkatan
kedua, dan pertimbangan-pertimbangan kebijakan nasional berada pada tingkatan
paling atas.
3.
Pendekatan teknis
Pendekatan akuntansi teknis atas
pengembangan keseragaman merupakan pekerjaan para akademisi. Pendekatan ini
bersifat analitis, dimana pendekatan ini berusaha memperoleh keseragaman dari
prinsip-prinsip dasar pembukuan double 9 entry. Pendekatan ini
juga merupakan pendekatan umum karena perhatian langsung diberikan kepada
karakteristik-karakteristik bisnis tertentu dari transaksi-transaksi akuntansi
atau proses akuntansi. Terakhir, orientasi yang luas dari pendekatan ini pada
hakekatnya bersifat teoritis.
Wolk & Tearney, (1992; 578) menggagas, bahwa
secara teoritis ada tiga model yang disodorkan untuk menyeragamkan pemahaman
mengenai akuntansi internasional, yaitu :
1. Absolute uniformity
2. Circumstantial uniformity
3. Purposive uniformity
Absolute
uniformity, berarti satu
set standar akuntansi yang baik dalam satu format pelaporan keuangan akan
berlaku di seluruh komunitas ekonomi internasional tanpa membeda-bedakan
keadaan ekonomi dan kebutuhan pemakai. Circumstantial uniformity, berdasarkan
basis transnasional yang mengijinkan perbedaan metode akuntansi yang digunakan
dimana keberadaan akuntansi ditunjukan. Sedangkan Purposive uniformity, akan
mempertimbangkan kedua keadaan perbedaan yang mendasarinya seperti halnya
kebutuhan pemakai yang berbeda dan manfaatnya.
2. Pengembangan yang didasarkan pada
Kerangka-Kerangka Konseptual
Sejak
berdiri tahun 1973, FASB telah memulai upaya utamanya untuk membentuk kerangka
konseptual bagi akuntansi keuangan. Kerangka konseptual ang dikembangkan
tersebut menggunakan dasar pikiran akuntansi sebagai suatu disiplin independen.
Faktor-faktor internal atau intrinsic dari akuntansi disusun secara hirarkis
dan berhubungan secara horizontal dalam usaha untuk mengembangkan struktur
internal yang komprehensif dan konsisten bagi semua aspek disiplin akuntansi
keuangan. William C. Norby membuat model keseluruhan kerangka konseptual
tersebut menjadi sebuah pyramid yang saling berhubungan