Minggu, 01 April 2012

Inggris dan Prancis Suntik IMF


 IMF akan menyalurkan dana itu dalam bentuk utang ke negara-negara miskin. ISTANBUL -- Inggris dan Prancis merogoh kocek pribadinya sebesar empat miliar dolar AS untuk diberikan ke Dana Moneter Internasional (IMF). IMF akan menyalurkan dana itu dalam bentuk utang ke negara-negara miskin.
''Pemberian dana program tambahan ini sangat bersejarah,'' kata Direktur Pengelola
IMF, Dominic Strauss-Kahn, di Turki, Ahad (4/10) waktu setempat, seperti dimuat <I>BBC<I>. Ia mengimbau negara maju lainnya berbuat serupa. Dana dari Inggris dan Prancis akan masuk ke dalam fasilitas utang IMF ke negara miskin yang tidak mampu membiayai kegiatan impor mereka.
Bersamaan dengan itu, IMF juga menyalurkan dana 250 miliar dolar AS yang sudah dialokasikan sejak pekan lalu.
Prancis mengklaim, fasilitas utang baru ini tidak akan membebani masyarakat negara yang bersangkutan. Kahn menambahkan, tambahan dana dari Inggris dan Prancis datang tepat waktu. Ia akui saat ini IMF kesulitan likuiditas gara-gara kerap
mengucurkan utang dengan bunga rendah (bisa mencapai nol persen).
Agenda reformasi Namun, di balik pemberian dana itu, Inggris bergeming terhadap agenda reformasi kuota suara IMF. Inggris belum mau mengubah komposisi kekuatan negara maju terhadap negara berkembang di lembaga bentukkan Bretton Woods itu.Perwakilan Inggris di IMF, Alistair Darling, menegaskan negaranya ingin menjaga kuota hak suara negara maju-negara berkembang. Salah satu poin yang ditekankan Inggris adalah mereka tidak mau melepas jatah direktur IMF.

Sementara negara berkembang ingin ada reformasi total di IMF. Termasuk reformasi jatah negara di kursi direksi. Cina dan India dianggap mumpuni mengambil posisi itu. Inggris bergeming. Darling berdalih, hak suara di IMF harus seimbang dengan besaran ekonomi negara bersangkutan. Selain posisi Inggris juga cukup stabil sebagai donor IMF selama ini.
Situasi di IMF saat ini, negara-negara berkembang yang jadi mayoritas anggota hanya memiliki sepertiga hak suara dari total IMF. Negara berkembang beralasan, perubahan hak suara IMF perlu agar negara penggerak ekonomi internasional seperti Cina merasa lebih berperan. Sehingga Cina bisa makin menggerakkan ekonominya dan ekspansi ke luar negeri.
Pertemuan G-20 di Pittsburgh AS September lalu sudah menyetujui kalau kuota suara negara maju harus berkurang lima persen dua tahun ke depan. Tapi mekanisme pengurangan ini belum ada rincian. Amerika malah mengusulkan mengurangi jatah kursi eksekutif IMF dari 24 kursi menjadi 12 kursi. Pemotongan ini juga terkait dengan komposisi yang lebih seimbang antara kekuatan ekonomi dunia.
Sebaliknya dari negara-negara yang kini perekonomiannya kian maju, menuntut hak
suara tidak kurang dari tujuh persen. Hak itu misalnya diberikan kepada kekuatan baru seperti Cina. IMF sendiri membutuhkan sumber dana baru untuk mengawal pemulihan ekonomi global dan mencegah krisis terjadi pada masa datang. Namun ini pun tergantung pada ekonomi pasar yang kian meningkat. Jika hak suara satu anggota IMF meningkat misalnya, maka negara yang brsangkutan diminta untuk meningkatkan pula sumbangan dananya pada IMF.
Terkait perbandingan hak suara ini, anggota IMF sepakat untuk melakukan perundingan sebelum Januari 2011.
''Tugas menyesuaikan kembali quota hak suara dengan realitas global saat ini masih
menjadi ganjalan politis,'' demikian menurut IMF dalam laporannya. ''Kami hanya berharap, negara maju yang memiliki porsi suara terlalu banyak akan menyadari bahwa mereka akan mencederai IMF jika berupaya menghalangi atau menunda quota dan reformasi hak suara,'' kata Menteri Keuangan Brasilia, Guido Mantega.

SUMBER :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar