Minggu, 01 April 2012

Saham Indonesia di IMF Naik, Beban Anggaran Bisa Bertambah



TEMPO Interaktif, Jakarta - Analis Ekonomi Samuel Sekuritas Indonesia, Lana
Soelistianingsih, menilai kenaikan kuota dan hak suara Indonesia di lembaga-lembaga donor akan meningkatkan akses Indonesia ke pasar uang internasional.
“Country risk Indonesia juga akan turun,” kata Lana dalam analisis harian Samuel
Sekuritas di Jakarta hari ini.
Menurut Lana, kuota saham dan hak suara Indonesia di Dana Moneter Internasional
(IMF) dan Bank Dunia akan naik pada 2010. “Saat ini kuota dan hak suara Indonesia
mencapai 0,872 persen,” ujarnya.
Dengan makin besarnya peran Indonesia dalam perdagangan global, diikuti dengan
nilai Produk Domestik Bruto per kapita yang semakin tinggi, dan posisi cadangan
devisa, dia memperkirakan, kuota Indonesia di IMF dan Bank Dunia bisa naik dari
posisi saat ini sebesar 0,872 persen ke paling sedikit di atas 0,9 persen.
Perubahan kuota dan hak suara, khususnya bagi negara-negara berkembang dan
transisi, termasuk Indonesia, akan dibahas dalam pertemuan Bank Dunia dan IMF pada April 2010 mendatang.
Kuota suatu negara di kedua badan internasional tersebut juga menjadi penentu hak
suara didalam keputusan-keputusan penting di IMF dan Bank Dunia.
Dalam beberapa tahun terakhir, menurut Lana, IMF dan Bank Dunia didesak untuk
meningkatkan kuota dan hak suara dari negara-negara berkembang dan transisi. Saat ini kuota dan hak suara negara-negara berkembang masih 3 persen, yang direncanakan naik menjadi 5 persen.
Desakan ini makin menguat ketika beberapa negara berkembang justru mengalami
krisis keuangan pada 2008-2009.
Namun, Lana juga mengingatkan, dengan kenaikan itu berarti Indonesia harus
menyetor modal lebih besar yang bisa membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
“Kosekuensinya, kenaikan kuota dan hak suara itu harus ditebus dengan menyetor
tambahan modal ke IMF yang bisa menjadi beban baru bagi APBN,” kata Lana.

SUMBER :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar