TEMPO Interaktif, Jakarta
- Analis Ekonomi Samuel Sekuritas Indonesia, Lana
Soelistianingsih, menilai
kenaikan kuota dan hak suara Indonesia di lembaga-lembaga donor akan
meningkatkan akses Indonesia ke pasar uang internasional.
“Country risk Indonesia
juga akan turun,” kata Lana dalam analisis harian Samuel
Sekuritas di Jakarta hari
ini.
Menurut Lana, kuota saham
dan hak suara Indonesia di Dana Moneter Internasional
(IMF) dan Bank Dunia akan
naik pada 2010. “Saat ini kuota dan hak suara Indonesia
mencapai 0,872 persen,”
ujarnya.
Dengan makin besarnya
peran Indonesia dalam perdagangan global, diikuti dengan
nilai Produk Domestik
Bruto per kapita yang semakin tinggi, dan posisi cadangan
devisa, dia memperkirakan,
kuota Indonesia di IMF dan Bank Dunia bisa naik dari
posisi saat ini sebesar
0,872 persen ke paling sedikit di atas 0,9 persen.
Perubahan kuota dan hak
suara, khususnya bagi negara-negara berkembang dan
transisi, termasuk
Indonesia, akan dibahas dalam pertemuan Bank Dunia dan IMF pada April 2010
mendatang.
Kuota suatu negara di
kedua badan internasional tersebut juga menjadi penentu hak
suara didalam
keputusan-keputusan penting di IMF dan Bank Dunia.
Dalam beberapa tahun
terakhir, menurut Lana, IMF dan Bank Dunia didesak untuk
meningkatkan kuota dan hak
suara dari negara-negara berkembang dan transisi. Saat ini kuota dan hak suara
negara-negara berkembang masih 3 persen, yang direncanakan naik menjadi 5
persen.
Desakan ini makin menguat
ketika beberapa negara berkembang justru mengalami
krisis keuangan pada
2008-2009.
Namun, Lana juga
mengingatkan, dengan kenaikan itu berarti Indonesia harus
menyetor modal lebih besar
yang bisa membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
“Kosekuensinya, kenaikan
kuota dan hak suara itu harus ditebus dengan menyetor
tambahan modal ke IMF yang
bisa menjadi beban baru bagi APBN,” kata Lana.
SUMBER :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar