Magelang, Kompas - Sebanyak 34 waduk di Indonesia akan
direhabilitasi dengan dukungan dana Bank Dunia sebesar 50 juta dollar AS.
Program rehabilitasi akan berlangsung bertahap pada tahun 2010-2014.
Direktur
Sungai, Danau, dan Waduk Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Departemen
Pekerjaan Umum Widagdo mengatakan hal itu dalam Seminar Nasional Penanganan
Bencana Sedimen bertema ”Menyikapi Problematika Kejadian Bencana Sedimen di
Indonesia” di Kota Magelang,
Jawa
Tengah, Rabu (11/11). Pembicara lain Osamu Yokoyama dari Japan International Cooperation
Agency (JICA).
Widagdo
mengatakan, program rehabilitasi ini disebut Dam Operational Improvement and
Safety Project (DOISP). Terkait dengan kegiatan itu, pemerintah mendata waduk
yang akan diprioritaskan untuk ditangani.
”Kami
berencana, tahun 2010 memulai proyek dengan merehabilitasi Waduk Batujae di
Nusa Tenggara Barat serta beberapa waduk di sekitar Bengawan Solo,” kata
Widagdo.
Upaya yang akan dilakukan dalam DOISP antara lain memperbaiki
kondisi dan daya tampung waduk dengan metode pengerukan dan penggelontoran
serta memperbaiki kondisi daerah tangkapan air di sepanjang daerah aliran
sungai (DAS).
Selain
itu, Widagdo mengatakan, pihaknya secara intensif bekerja sama dengan lembaga
dan institusi di dalam maupun luar negeri untuk memperbaiki waduk. Waduk
Gajahmungkur di Kabupaten Wonogiri, misalnya, kini tengah diperbaiki oleh
pemerintah pusat bekerja sama dengan JICA. Perbaikan meliputi pengerukan
sedimen, pemasangan komponen penggelontoran sehingga air tak langsung mengalir
ke waduk, serta membenahi watershed management.
Menurut
Widagdo, kondisi waduk, seperti Gajahmungkur yang tak lagi berfungsi optimal, disebabkan
tebalnya penumpukan sedimen akibat ada kerusakan parah di daerah tangkapan air sepanjang
DAS.
Laporan
JICA yang dibacakan Osamu Yokoyama menyebutkan, JICA sudah membuat modul penanganan
bencana banjir bandang di Jember. Modul ini diharapkan dapat disebarluaskan ke daerah
lain.
SUMBER :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar