TEMPO Interaktif, Singapura:
Setelah bersidang
sehari penuh, Dewan Gubernur IMF menyetujui usulan Dewan Eksekutifnya untuk melakukan
perubahan kuota dan bobot suara para anggotanya. Keputusan yang diambil melalui
voting itu meraih 90,6% suara sehingga dinyatakan sah karena menurut anggaran
dasar hanya dibutuhkan 85% suara untuk melakukan perubahan ini.
Dengan keputusan ini,
kuota dan suara empat negara yaitu China, Korea Selatan, Meksiko dan Turki langsung
bertambah. China, misalnya, yang semula hanya mendapatkan kuota pinjaman tak
sampai USD 9,5 milyar kini mendapatkan lebih dari USD 12 milyar.
Keempat negara ini
mendapat prioritas karena kemajuan pertumbuhan ekonominya jauh lebih pesat dibandingkan
negara-negara lain, sementara kuota dan kekuatan suara di IMF sejak dahulu
disesuaikan dengan kekuatan ekonomi negara anggota itu. "Reformasi dan
perubahan ini harus dilakukan untuk menanggapi perubahan tantangan global,"
kata Rodrigo de Rato, direktur pelaksana IMF. Penyesuaian terhadap negara
anggota yang lain akan dilakukan dalam dua tahun mendatang dan formula baru
untuk melakukan perhitungannya direncanakan sudah disepakati sebelum pertemuan
tahunan 2007 nanti.
Berbedanya waktu
penyesuaian ini terjadi karena masih terjadi ketidak sepakatan dalam penyusunan
formula. Namun khusus untuk China, Korea Selatan, Meksiko dan Turki segera
dapat disepakati karena perubahan kekuatan ekonomi keempat negara itu sangat
cepat hingga kuota dan bobot suaranya sebelum disesuaikan dianggap terlalu
kecil hingga perlu segera disesuaikan.
Usulan yang awalnya
bersumber dari negara-negara maju ini merupakan salah satu cara mempertahankan
relevansi IMF yang kehilangan simpati banyak negara setelah terjadinya krisis ekonomi
Asia. Akibatnya kebanyakan negara kini menghindar meminjam dana dari lembaga
yang beranggotanan 184 negara itu dan lebih suka memperbanyak cadangan devisa
masing-masing untuk menghadapi kemungkinan krisis keuangan. Negara yang telah
menerima pinjaman pun umumnya mempercepat masa pembayarannya.
Akibatnya, seperti
ditulis dalam laporan internal IMF, lembaga ini kehilangan pendapatan bunga pinjaman
sekitar USD 150 juta tahun depan. Ini membuat institusi yang mempekerjakan 1200
PhD ini harus melakukan pengurangan anggaran dan, ironisnya, mungkin harus
menutup ketekoran anggarannya dari dana cadangannya yang kini diperkirakan
bernilai USD 6 milyar.
"Kami memang
terancam kehilangan relevansi kalau tak segera melakukan perubahan," kata
seorang staf IMF yang tak mau disebut jati dirinya.
Dengan memberikan
kuota dan suara lebih besar kepada kekuatan kekuatan baru ekonomi, lembaga yang
didirikan untuk menjaga kestabilan moneter dunia ini berharap akan lebih banyak
memperoleh dukungan dalam menjalankan
berbagai
program-programnya. Terutama menyangkut kegiatan supervisi kesehatan ekonomi
dunia agar dapat selalu mendeteksi potensi krisis keuangan global sebelum
menjadi kenyataan.
SUMBER :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar