Minggu, 01 April 2012

IMF Ubah Sistem Kuota Pinjaman dan Bobot Suara Anggotanya



TEMPO Interaktif, Singapura:
Setelah bersidang sehari penuh, Dewan Gubernur IMF menyetujui usulan Dewan Eksekutifnya untuk melakukan perubahan kuota dan bobot suara para anggotanya. Keputusan yang diambil melalui voting itu meraih 90,6% suara sehingga dinyatakan sah karena menurut anggaran dasar hanya dibutuhkan 85% suara untuk melakukan perubahan ini.
Dengan keputusan ini, kuota dan suara empat negara yaitu China, Korea Selatan, Meksiko dan Turki langsung bertambah. China, misalnya, yang semula hanya mendapatkan kuota pinjaman tak sampai USD 9,5 milyar kini mendapatkan lebih dari USD 12 milyar.
Keempat negara ini mendapat prioritas karena kemajuan pertumbuhan ekonominya jauh lebih pesat dibandingkan negara-negara lain, sementara kuota dan kekuatan suara di IMF sejak dahulu disesuaikan dengan kekuatan ekonomi negara anggota itu. "Reformasi dan perubahan ini harus dilakukan untuk menanggapi perubahan tantangan global," kata Rodrigo de Rato, direktur pelaksana IMF. Penyesuaian terhadap negara anggota yang lain akan dilakukan dalam dua tahun mendatang dan formula baru untuk melakukan perhitungannya direncanakan sudah disepakati sebelum pertemuan tahunan 2007 nanti.
Berbedanya waktu penyesuaian ini terjadi karena masih terjadi ketidak sepakatan dalam penyusunan formula. Namun khusus untuk China, Korea Selatan, Meksiko dan Turki segera dapat disepakati karena perubahan kekuatan ekonomi keempat negara itu sangat cepat hingga kuota dan bobot suaranya sebelum disesuaikan dianggap terlalu kecil hingga perlu segera disesuaikan.
Usulan yang awalnya bersumber dari negara-negara maju ini merupakan salah satu cara mempertahankan relevansi IMF yang kehilangan simpati banyak negara setelah terjadinya krisis ekonomi Asia. Akibatnya kebanyakan negara kini menghindar meminjam dana dari lembaga yang beranggotanan 184 negara itu dan lebih suka memperbanyak cadangan devisa masing-masing untuk menghadapi kemungkinan krisis keuangan. Negara yang telah menerima pinjaman pun umumnya mempercepat masa pembayarannya.
Akibatnya, seperti ditulis dalam laporan internal IMF, lembaga ini kehilangan pendapatan bunga pinjaman sekitar USD 150 juta tahun depan. Ini membuat institusi yang mempekerjakan 1200 PhD ini harus melakukan pengurangan anggaran dan, ironisnya, mungkin harus menutup ketekoran anggarannya dari dana cadangannya yang kini diperkirakan bernilai USD 6 milyar.
"Kami memang terancam kehilangan relevansi kalau tak segera melakukan perubahan," kata seorang staf IMF yang tak mau disebut jati dirinya.
Dengan memberikan kuota dan suara lebih besar kepada kekuatan kekuatan baru ekonomi, lembaga yang didirikan untuk menjaga kestabilan moneter dunia ini berharap akan lebih banyak memperoleh dukungan dalam menjalankan
berbagai program-programnya. Terutama menyangkut kegiatan supervisi kesehatan ekonomi dunia agar dapat selalu mendeteksi potensi krisis keuangan global sebelum menjadi kenyataan.

SUMBER :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar