Jakarta, Kompas - Indonesia mendapat pinjaman 200 juta dollar AS dari Bank Pembangunan Asia. Pinjaman itu untuk melanjutkan reformasi yang akan membantu upaya mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengurangi dampak kemiskinan.
Menurut Senior
Country Specialist di Kantor Perwakilan Bank Pembangunan Asia (ADB) di Indonesia,
Selasa (8/12) di Jakarta, pinjaman program itu disetujui oleh Dewan Direktur
ADB untuk dicairkan sekaligus satu kali untuk Program Bantuan Pembangunan
Kebijakan yang Kelima.
Program
tersebut, antara lain, memperbaiki iklim investasi, pengelolaan keuangan publik
dan tata kelola, meningkatkan daya saing, serta perbaikan penyediaan pelayanan
bagi warga miskin.
”Itu alasan
utama untuk pinjaman program pengembangan kebijakan yang kelima, yaitu memperkuat
upaya pemerintah memperbaiki daya saing, meningkatkan pengelolaan keuangan publik
dan tata kelola yang akan menyumbang pada pengurangan kemiskinan, dan perbaikan
penyediaan pelayanan pada rakyat miskin,” kata Sharad.
Pinjaman program
ini, lanjut Sharad, juga dirancang untuk menyelaraskan program reformasi kebijakan
dengan mitra-mitra pembangunan utama, seperti Bank Dunia dan Pemerintah Jepang.
Dengan demikian, program yang dijalankan bisa efektif. Hal ini karena Bank
Dunia dan Jepang juga menyediakan pinjaman untuk pengembangan kebijakan. Pinjaman
program bersumber dari dana komersial ADB dengan masa pengembalian 15 tahun dan
masa tenggang tiga tahun. Bunga ditetapkan sesuai fasilitas London Interbank
Offered Rate (LIBOR). Pelaksana pinjaman program ini adalah Kementerian
Koordinator Perekonomian.
Selain pinjaman
program 200 juta dollar AS ini, sebelumnya ADB juga telah mengucurkan pinjaman
program senilai 1 miliar dollar AS untuk dukungan fasilitas belanja publik dan
pinjaman 500 juta dollar AS untuk membantu Pemerintah Indonesia mengatasi
dampak krisis ekonomi global.
SUMBER :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar